Label
indonesia
budaya indonesia
jalan - jalan
jawa barat
wisata alam
bendera merah- putih
jawa tengah
sejarah
sulawesi tenggara
wisata sejarah m bau - bau
NTB
aksara
bahasa daerah
danau
kalimantan timur
makanan khas
merbabu
palembang
pancasila
pengibaran bendera
petalangan
proklamasi
pulau terluar
sea games
tebing keraton
Total Tayangan Halaman
desain dan hak cipta oleh purwanti. Diberdayakan oleh Blogger.
site teman
About Me

- purwanti
- Fresh graduate apoteker yang sedang berjuang untuk istiqomah, bercita-cita masuk surga, masih berjuang jadi manusia yang berguna dan selalu lebih baik dari hari kemarin, senang mencoba hal baru.kegiatan ngeblog sebagai sarana berbagi ilmu juga sebagai sarana belajar .suka membaca dan cinta indonesia ^^
Pengikut
Senin, 26 Maret 2018
Bermanfaat, Dimanfaatkan
"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya."
(Al hadist)
Berkaca pada hadist tersebut, maka manusia berlomba-lomba untuk menjadi manusia terbaik yang paling banyak memberikan manfaat untuk sesama.
Tak sedikit pula komunitas yang tergerak untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk sekitarnya.
Namun, kenapa rasa yg timbul berbeda ketika yang muncul adalah kata "DIMANFAATKAN", bukankan output yang muncul adalah sama-sama kebermanfaatan untuk sesama?
Ini adalah salah satu topik pembicaraan sama kan andre di Kantor SAE waktu itu. Dan kita belum nemu kesimpulan kenapa kata bermanfaat dan di manfaatkan menimbulkan rasa yg berbeda.
Gimana dengan kalian?
Rabu, 03 September 2014
Tebing Keraton
Lewat beberapa media sosial seperti path, facebook dan instagram saya mengenal sebuah tempat bernama Tebing Keraton. Rasa penasaran makin besar kala makin bayak foto bertempat di Tebing Keraton diunggah. Pagi ini ditemani sang adik tercinta saya memutuskan untuk menyambangi tempat itu juga. Rencana awal, saya ingin berangkat pagi hari agar udara masih sejuk, dan agar bisa menikmati pemandangan berkabut. Jam setengah 7 pagi saya berangkat dari rumah, namun ternyata perjalanan saya berkendala karena memang saya belum tahu jalan untuk sampai kesana ( modal nekat).
Medan yang menanti kami ternyata tidaklah mudah. Jalan berkelok, menanjak serta keadaannya yang kurang bagus di beberapa bagian membuat perjalanan kami cukup memacu adrenalin. Pemandangan yang disuguhkan saat pendakian cukup memanjakan mata. Jalur yang saya tempuh adalah dari jalan dago naik sampai terminal dago, setelah melewati alfamart belok kiri ke arah Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, setelah menemui gerbang TaHuRa lurus terus, kemudian belok kanan ke jalan bukit pakar utara, perjalanan dari sini lebih menantang, lurus terus sampai di warung bandrek (biasanya jadi tempat istirahat pengedara sepeda). Medannya semakin menanjak dan berliku, mulai dari sini pemandangan sekitar jalan menjadi hutan lebat dan beberapa pemukiman warga. Naik terus sampai di perkampungan warga, dari sini melewati tanjakan super curam, sekitar 50- 100 meter akan ada tempat parkir. Dari tempat parkir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati hutan pinus, dan sampailah di Tebing Keraton.
Beruntung, masih ada sisa sisa kabut yang bisa dipandang hehehe (maklum sudah kesiangan), sepertinya lebih asik kalo nyubuh ke sininya.Pemandangan pertama yang saya lihat adalah hamparan langit biru dan hutan pinus yang keren banget.
Tempat ini mulai di buka bulan Mei, 2014. Sejak saat itu mulai banyak pengunjung berdatangan untuk menikmati pemandangan dari tebing ini. Awalnya untuk masuk ke kawasan ini tidaklah dipungut biaya, namun belakangan untuk masuk kawasan ini pengunjung harus membayar tiket seharga Rp. 11.000 untuk pengunjung lokal dan Rp. 76.000 untuk pengunjung asing, o ya tidak lupa tiket parkir seharga Rp. 5000. Entah kenapa diberi nama tebing keraton, padahal di sekitar kawasan tersebut tidak saya dapati bagunan keraton ataupun situs peninggalan keraton (well, saya lupa nanya. Mungkin lain kali saya tanya alasannya). '' bapa mah pengennya tempat ini teh berkembang, banyak yang ngunjungin, tapi tetep terjaga keasriannya. Tidak merusak alam'' tutur seorang bapa penjaga kawasan ini sambil memunguti sampah peninggalan pengunjung yang kurang bertanggung jawab.
Mungkin beberapa tahun lagi tempat ini jadi destinasi wajib bagi yang berkunjung ke kota Bandung, namun masih banyak fasilitas dan prasarana yang harus ditambah. Mudah mudahan saja keasrian wilayah ini bisa tetap terjaga, karena keasrian tempat ini adalah salah satu daya tarik penting. Satu lagi, bagi yang mau megunjungi tempat ini, tolong dibantu juga untuk menjaga keasriannya yah, contohnya dengan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan, tidak merusak atau mencoret - coret pepohonan. Kiss kiss dari Bandung :).
Rabu, 27 Agustus 2014
Petualangan di Situcileunca
3 Agustus menjadi hari yang menyenangkan untuk saya, ini kali pertama saya melakukan konfoy dengan teman - teman saya. Perjalanan kali ini kami putuskan untuk berpetualang di salah satu danau di Pangalengan, Jawa Barat. Pukul 9 pagi, dengan 12 armada sepeda motor kami berangkat menuju Situcileunca, Pangalengan. Jalanan cukup ramai, mengingat jalur yang kami tempuh adalah jalur wisata dan kebetulan hari itu adalah hari minggu.Terjebak kemacetan di beberapa titik, dan kendala nyasar membuat kami baru bisa berkumpul sepenuhnya di tempat tujuan pukul 12 siang. Setelah beristirahat, sholat, dan berganti pakaian kami siap menempuh petualangan di Situcileunca, Pangalengan.
![]() |
Konfoy |
narsis dulu hehe |
Sebelum mengarungi derasnya sungai, kami diberi pengarahan oleh instruktur untuk menjaga keselamatan kami, pengarahan meliputi cara memakai tali pengaman, helm, pelampung, cara memegang dayung, cara menyelamatka teman yang jatuh dan cara menyelamatkan diri bila jatuh.
Pengarahan dulu biar aman |
Belajar Tali-temali dulu kaya pramuka |
Yosh,, pake peralatannya |
Petualangan dimulai dengan flying-fox, meluncur dari ketinggian dengan cara yang satu ini sangat mengasyikan. Kami meluncur menyebrangi salah satu sudut Situcileunca.
![]() |
Pemandangan Situcileunca |
Setelah sedikit pemanasan sengan flying-fox kami mendayung perahu karet menyebrangi danau menuju sungai yang akan menjadi lokasi petualangan selanjutnya. Selama mengarungi danau kami pun diberi pelatihan cara mendayung yang benar dan posisi yang aman saat melalui jeram nantinya. Udara disana sungguh sejuk, dengan pemandangan gunung - gunung yang menyegarkan mata. Rafting, adalah agenda petualangan selanjutnya, mengarungi derasnya aliran sungai dengan jeram - jeram ekstrim benar- benar memacu adrenlin.
Full Squad, gaya dulu sebelum nyebur |
Flying-fox |
Sungai yang akan kami arungi berjarak sepanjang 5 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Pengalaman mengarungi derasnya arus sungai, dengan pemandangan hutan yang asri di kanan - kiri menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Jeram demi jeram kami lewati dengan perasaan yang tegang bercampur senang, di jalur ini jeram yang paling curam bernama jeram domba. Setiap pengalaman kami melewati jeram pun tak lupa diabadikan oleh team yang siap memotret kami di beberapa titik. Setiap satu perahu dipimpi oleh satu orang pemandu, para pemandu ini cukup supel dan super jail ketika menemani perjalanan kami ( itu yang bikin suasana gak garing). Kalian harus berhati - hati karena mendekati finish biasanya para pemandu yang jahil ini akan mengagetkan anda dengan perahu yang tiba - tiba terbalik haha. Setelah petualangan berakhir, kami pun dibawa pulang ke start point menggunakan mobil melewati hamparan perkebunan teh yang luar biasa indah (cuma treknya agak off road). Untuk merasakan petualangan ini anda hanya perlu merogoh kocek sebanyak Rp. 170.000 per orang sudah termasuk makan satu kali. Bagaimana? anda tertarik merasakan petualangan ini, maka tak ada salahnya bila anda jalan - jalan ke Jawa Barat untuk mampir ke Pangalengan. Daerah Pangalengan ini erkenal dengan peternakan sapi perah, maka anda bisa melengkapi wisata anda dengan buah tangan berupa berbagai macam olahan susu seperti permen susu, kerupuk susu, dodol susu, atau susu murninya.
Dayung,, Dayung |
Mendaki gunung lewati lembah #eh |
Yuhuu,,, |
Korban kejahilan, perahu dibalikkin |
Rabu, 15 Mei 2013
Lestarikan Tradisi Kawin Lari
Loh Loh Loh....... kawin lari kok dilestarikn sih??Kawin lari yang ini bukannya kawin lari yang suka dilakuka muda -mudi kalau hubungannya tidak disetujui oleh orang tua loh. kawin lari ini adalah tradisi masyarakat sasak di lombok. Dalam bahasa asalnya kawin lari yang ini disebut dengan merarik. Mau tau bagaimana tradisi merarik ini, yuk simak penjelasan lebih lanjutnya.
Merarik merupakan salah satu tradisi pernikahan di tanah lombok, Nusa tenggara Barat. Sebenarnya ada beberapa cara perkawinan di suku sasak diantaranya,
1. Perundungan (perjodohan)
2. kawin lamar ( merapik lamar)
3. Selarian (merarik)
Selasa, 19 Februari 2013
Baturaden


![]() |
pancuran pitu |
Lokawisata ini tergolong sudah lengkap sarana dan prasarananya, sudah ada lahan parkir,rest area, kolam renang tak ketinggalan wahana - wahan yang seru dan yand pasti pemandangan nya yang ciaaammmmiiikkk banget. So, kalau kamu lagi atau , mau jalan - jalan ke daerah banyumas jangan lupa mampir ke baturaden yah. aja kelalen loh... hehehe
Langganan:
Postingan (Atom)